Laman

Sabtu, 06 November 2010

Aku Ingin Meninggalkan Dunia Ini Dalam Sujudku

SUATU malam ketika aku sedang nyenyak tidur tiba-tiba aku melihat seolah-olah ayahandaku menjelma di hadapanku. Perasaan kasih pada ayahanda tidak dapat ditahan-tahankan lagi, lalu aku berteriak: “Ayah… sudah lama tiada berita dari langit sejak ayahanda tiada!”

Waktu itu aku terlalu rindu setelah beberapa hari ayahanda wafat. Ketika aku sedang memanggil-manggil ayahanda, muncul pula para malaikat bersaf-saf lantas menarik tanganku, membawa aku naik ke langit. Apabila aku mendongak temampaklah istana-istana indah yang dikelilingi taman-taman pawana serta anak-anak sungai mengalir sejauh mata memandang.

Keindahan istana demi istana dan taman demi taman berjajaran di hadapan mata begitu menakjubkan. Dari celahan pintu-pintu istana tersebut menjelmalah para bidadari seolah-olah patung bernyawa yang sangat jelita, senantiasa tersenyum dan bergelak ketawa. Bidadari itu berkata kepadaku: “Selamat datang wahai makhluk yang diciptakan syurga untuknya, dan karena ayahandamu, kami diciptakan…”.

Malaikat itu terus membawa aku naik ke langit seterusnya sehingga memasuki sebuah tempat yang dipenuhi istana-istana yang lebih indah daripada sebelumnya. Cahayanya bergemerlapan. Dalam setiap istana itu terdapat rumah-rumah berisi berbagai perhiasan indah yang belum pernah dilihat mata, tidak terdengar di telinga dan tidak pernah tersirat di hati manusia. Penghuni istana-istana ini senantiasa bergembira, bergelak ketawa dan ceria. Di istana itu terdapat berbagai kain sutera tipis dan tebal. Juga terdapat selimut-selimut dari sutera dengan berlbagai warna dan corak yg sangat indah.

Di atas rak-rak kelihatan berbagai jenis gelas diperbuat daripada emas dan perak yang sungguh menawan. Berbagai jenis hidangan makanan, buah-buahan serta air minuman yang lezat dan enak tersedia untuk dimakan. Pemandangan di taman-taman pula sungguh memukau dengan aliran sungai yang warnanya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu dan baunya lebih semerbak daripada kesturi. Aku yang keheranan dan takjub lantas bertanya:

“Untuk siapakah tempat-tempat indah ini dicipta? Apa nama sungai-sungai yang harum mewangi ini?”

Malaikat-malaikat itu menjawab: “Tempat ini adalah Firdaus, tempat paling tinggi dan tiada lagi syurga di atasnya. Syurga Firdaus ini untuk singgasana ayahandamu, semua rasul, nabi, para syuhada dan syiddiqun yang dicintai Allah. Sungai ini bernama al-Kautsar yang telah Allah janjikan kepada ayahandamu.”

Aku bertanya lagi: “Di mana ayahandaku?”

Malaikat-malaikat menjawab: “Sebentar lagi ayahandamu akan datang menjemputmu ”.

Tidak lama kemudian aku melihat istana-istana yang sangat putih dan permadani yang tersangat indah. Tiba-tiba aku sudah berada di atas permadani yang terbentang di atas singgasana. Aku melihat ayahandaku sedang duduk di atas singgasana tersebut dikelilingi sekelompok orang yang sangat kukenali yaitu para sahabatnya. Ayahanda menarik tanganku dan mencium dahiku berkali-kali.

Ayahanda berkata: “Selamat datang wahai puteriku..”

Lalu ayahanda meletakkan aku di atas pangkuannya dan berkata lagi: “Wahai puteriku, tidakkah engkau lihat apa yang telah dijanjikan Allah kepadamu dan yang akan engkau perolehi?”

Ayahanda menunjukkan istana-istana yang dipenuhi bermacam-macam hiasan yang indah menawan serta berkilau-kilauan sejauh mata memandang. Ayahanda berkata: “Inilah tempat tinggalmu, kediaman suamimu, kedua-dua anakmu serta orang-orang yang mencintaimu dan mencintai mereka. Bergembiralah… engkau akan mengikut ayahanda datang ke sini beberapa hari lagi…”.

Aku berkata: “Kalau begitu senanglah hatiku dan bertambah rindu pada ayahanda.”

Selepas berjumpa beberapa ketika dengan ayahanda, aku terjaga dari mimpiku. Tubuhku menggigil dan terasa takut yang amat sangat. Aku masih teringat-ingat bisikan ayahanda. Aku akan mengikut langkah ayahanda beberapa hari lagi. Aku masih ingat ayahanda berkata perkara yang sama sebelum wafat. Ayahanda pernah membisikkan bahwa akulah orang pertama yang menyahut panggilan Ilahi selepasnya. Sejak hari ayahanda wafat lagi aku selalu menangis dan bersedih. Perasaan sedih makin terasa selepas bermimpi bertemu ayahanda.

Aku tahu tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia fana ini untuk bersama ayahanda tercinta di akhirat yang kekal, aman dan sentosa. Aku menceritakan mimpi tersebut pada suamiku dan juga pembantuku Asma binti Umays. Aku beritahu saat ajal hampir tiba. Asma menunjukkan pelepah kurma basah untuk membuat usungan seperti yang dilihat dibuat di Habshah. Aku tersenyum apabila melihat keranda itu. Aku berwasiat supaya jenazahku nanti dikebumikan pada malam hari agar tiada seorang pun yang marah apabila melihat jenazahku. Aku juga meminta suamiku supaya menikahi Umamah, saudara perempuanku. Umamah menyayangi anakku seperti aku menyayangi mereka.

Setelah merasa saat ajal hampir tiba aku membawa dua orang anakku menziarah makam ayahanda. Tubuhku terasa sangat lemah untuk berpijak ke bumi. Tapi aku lakukan juga untuk sholat dua rakaat antara mimbar dan makam ayahanda. Tidak lama lagi jasadku akan berpisah dengan roh. Aku akan meninggalkan dua puteraku. Lalu aku peluk dan cium kedua-duanya bertubi-tubi. "Sayang, ibumu harus pergi dulu… Selamat tinggal sayangku, puteraku dan suami tercinta. Biarlah aku menghadap Ilahi tanpa tangisan siapapun.."

Aku tidak sanggup melihat tangisan puteraku dan suamiku. Biarlah mereka berada di sisi makam ayahanda dan suamiku sholat. Kalau boleh aku mau tinggalkan dunia ini dalam bersujud pada Ilahi. Aku terus meninggalkan dua puteraku dan membiarkan suamiku sholat di masjid. Kemudian aku memakai kain sisa kafan ayahandaku. Selepas itu sekali lagi aku memanggil Asma binti Umays yang senantiasa mengurus dan merawatku.

Pada Asma aku berpesan, “Wahai Asma, perhatikanlah aku. Sekarang aku hendak masuk ke rumah membaringkan tubuhku sekejap. Jika aku tidak keluar, panggillah aku tiga kali dan aku akan menjawab panggilanmu. Tetapi jika aku tidak menjawab, ketahuilah aku telah mengikut jejak ayahandaku..”

Setelah beberapa waktu berlalu, Asma memanggil-manggil nama wanita itu tetapi tidak ada jawaban. Ketika penjaga itu masuk, dia terkejut ketika melihat wanita itu meninggal dunia dalam sujudnya.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun…

---------------------------------------------------------------------------

Aku dalam cerita di atas ialah Fatimah az-Zahra, puteri Rasulullah SAW dengan isteri pertamanya Siti Khadijah. Fatimah meninggal dunia dalam usia 28 tahun setelah 40 hari Rasulullah S.A.W. wafat dan jenazahnya dimakamkan di perkuburan Baqi’ di Madinah. Masih adakah wanita solehah seperti Fatimah di zaman modern ini?

nasihat seorang ayah kepada putrinya

wahai putriku....

laki-laki yang baik dan soleh, akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. ia datang untuk meminang dan mengawinimu.

seorang gadis betapapun tinggi kedudukannya, betapapun banyak hartanya, betapa hebat ketenaran dan pengaruhnya, dia pasti mempunyai cita-cita: " Mencapai kebahagiaan yang tinggi yaitu bersuami,menjadi istri yang solehah, terhormat dan ibu rumah tangga yang baik".

perkawinan adalah cita-cita yang paling tinggi bagi wanita. jabatan wanita yang tinggi,apakah dia anggota parlemen atau mentri atau bahkan presiden. tetap masih dibawah tingkat pernikahan.

laki-laki pada dasarnya akan mencari wanita terhormat dan bukan wanita jalang atau bejat. seandainya seorang laki-laki bertunangan dengan wanita baik-baik, tetapi tiba2 sang wanita itu berubah akhlaknya, dia nyeleweng dan masuk kepada perangkap nista, cepat2 si laki-laki itu pamit meninggalkannya. dia akan tegap melangkah keluar. laki-laki yg baik, pasti tidak akan rela melihat anaknya keluar dari perut ibu yang cela dan apalagi membesarkan dan memeliharanya.

seorang pria jalang yg bejat dan menjijikan, bila tidak dapat mangsa gadis yang mau mengorbankan kehormatan dirinya dibawah lutut kakinya dan menjadi alat permainannya dan bila ia juga tidak mendapatkan wanita pelacur atau gadis yang lengah yang mau dikawini dengan agama setan iblis serta syariat binatang, dia pasti akan datang mencari jodoh seorang istri yang mau dinikahi dengan landasan sunnah agama islam.

putriku, sepi dan lesunya pasar pernikahan dan perkawinan, penyebabnya adalah karena kesalahnmu sendiri. jatuhnya pasaran dan nilai perkawinan dan makin ramainya bursa pelacuran adalah juga karena perbuatanmu!

kalian,para wanita tentu akan lebih bisa dan mampu berbuat dari pada kaum pria. kalian lebih mengerti dan paham berbicara dengan bahasa wanita, menguraikan dan memberikan penerangan.

wahai putriku,

itulah nasihatku yang hak dan benar.

mudah-mudahan engkau mau mendengar.

jangan engkau dengar omongan yang lain.

yang mengajak kepada lalai.

hanya ditanganmu wahai putriku.

bukan ditangan kami kaum pria.

hanya ditanganmu saja kunci pintu kebaikan.

kalau engkau mau memperbaiki dirimu,

maka seluruh umat akan menjadi baik.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya. Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali…

Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi. Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)

Indonesia Menangis

Indonesia Menangis

by : Sherina

Tuhan marahkah kau padaku

Inikah akhir duniaku

Kau hempaskan jarimu di ujung banda

Tercenganglah seluruh dunia


Tuhan mungkin Kau abaikan

Tak ku dengarkan peringatan

Kusakiti engkau sampai perut bumi

Maafkan kami ya robbi


Engkau yang perkasa pemilik semesta

Biarkanlah kami songsong matahari


Engkau yang pengasih ampunilah dosa

Memang semua ini kesalahan kami


Oh... Tuhan ampuni kami

Ou..oh... Tuhan tolonglah kami

Tuhan ampuni kami

Tuhan tolonglah kami

Kisah Nyata

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.


Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat. Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar.

Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.


Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut? Dengan ketersinggungan yang sangat ia mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang.“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda”!! Sebuah respon yang sangat frontal. Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah.Detik-detik berikutnya suasanapun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada didekat pintu keluar. “Bangunkan saja!” begitu kira-kira permintaan para penumpang.


Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya….

Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat… Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah… Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA semakin dekat.Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar… Mumpung kesempatan itu masih ada.


Dimuat di : http://www.icmi.or.id/ind/content/view/39/1

Belajar Kepribadian Dari Lebah

Pada waktu kecil dulu, saya dan teman-teman suka main bersama. Suatu hari kami main ke lapangan bola sambil membawa ketapel untuk berburu burung. Di pinggir lapangan, ada beberapa pohon mahoni yang besar-besar. Sambil melihat-lihat siapa tahu ada burung yang sedang hinggap di dahan atau rantingnya, kami mengamati dengan seksama. Tak ada satu burung pun kami lihat, tapi mata saya menemukan sebuah benda bulat kecoklatan sebesar tempurung kelapa tergantung di sebuah ranting dan benda itu dikerumuni banyak lebah. Ya, tak salah lagi itu adalah sarang lebah penyengat yang tubuhnya coklat dengan ujung perut berwarna kuning. Tak lama kemudian saya memberitahu teman-teman, dan tanpa dikomando ketapel kami rame-rame menyerbu sarang lebah itu tanpa ampun.


Tanpa menunggu lama, beberapa batu kerikil peluru ketapel kami mengenai sasaran hingga hancur. Tak disangka-sangka, tiba-tiba puluhan lebah keluar dan terbang rendah mencari musuh yang telah merusak sarangnya. Beberapa teman lari terbirit-birit dikejar lebah yang sedang marah. Ada juga yang disengat hingga menangis. Sementara itu, seorang teman memberitahu agar saya dan yang lain tiarap untuk menghindari kejaran lebah-lebah tadi. Benar juga…, sambil tiarap di atas rumput, di atas kami menderu dengung lebah-lebah yang terbang ke sana - ke mari mencari dan menunggui kami. Setelah hampir satu jam, baru lebah-lebah itu terbang kembali ke pohon, dan akhirnya kami pun pulang dengan perasan takut masih membayangi.


Mengingat pengalaman di atas, trauma juga bila berhadapan dengan lebah. Pernah juga pipi dan tangan ini bengkak oleh sengatannya. Namun bila direnungkan, serangga yang satu ini memiliki beberapa tabiat/kepribadian yang patut kita contoh.

  1. Makanan lebah adalah sari bungaDari dulu hingga sekarang, lebah selalu memakan sari bunga yang manis. Tak pernah keliru satu kali pun lebah memakan ampas kedelai atau meminum air comberan, walau saat itu tak ada makanan satu pun ia temui.

    @ Hal ini memberikan kita inspirasi untuk selalu memakan makanan yang baik dan jelas kehalalannya. Halal baik substansinya, maupun cara mendapatkannya. Pastikan bahwa apa yang kita makan adalah makanan yang halal dan bergizi, (dan bergizi itu tidak harus mahal). Jadi, seorang koruptor yang makan dan menghidupi keluarga dari hasil korupsinya, tidakkah ia malu dengan seekor lebah??
  2. Ke mana pun lebah hinggap, tak ada ranting yang patahTubuh lebah yang mungil, membuat ia leluasa terbang dan hinggap di mana pun tanpa merusak tempat ia berhenti. Sekecil apa pun sebuah ranting pohon, tak ada yang patah dihinggapi seekor lebah. Lebah tak pernah dapat masalah dan menjadi masalah di mana pun ia hinggap.

    @ Hal ini memberikan kita inspirasi untuk dapat beradaptasi dengan baik di mana pun kita berada. Di mana pun kita tinggal, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang ada. Seperti kata pepatah, "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung." Sebisa mungkin kita menebar manfaat di mana pun kita berada.
  3. Sekali terusik, lebah akan menyerang musuh tanpa ampunLebah bila tidak diusik atau disakiti, maka akan bersikap bersahabat dan tidak membahayakan siapa pun. Namun seperti cerita di atas, sekali lebah diusik tanpa salah, maka mereka akan mengejar musuhnya tanpa ampun. Walaupun kita sudah terjun ke sungai, tetap saja mereka menunggui kita. Sekali kepala kita muncul dari air, maka mereka akan serentak menyerang dan menyengat tanpa ampun.

    @ Hal ini memberikan kita inspirasi untuk bersikap ksatria. Sekali harga diri kita dihina, dilecehkan, atau direndahkan, maka kita harus bangkit mengepalkan tangan membelanya. Apalagi bila harga diri atau kedaulatan bangsa dan negara kita yang jadi korban, maka kita wajib spontanitas membelanya, walau nyawa taruhannya.
  4. Tiada yang dihasilkan lebah kecuali maduDari bahan yang berharga akan dihasilkan produk yang berharga pula. Begitu juga dengan lebah, tiada yang dihasilkannya kecuali madu. Madu lebah sangat manis dan mengandung manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan dan pengobatan. Tidak pernah saya dengar ada lebah yang error dan keliru menghasilkan limbah. Karena kelebihan lebah yang dapat menghasilkan madu inilah, Tuhan sampai mengabadikannya dalam kitab suci.

    @ Hal ini memberikan kita inspirasi untuk tidak menghasilkan sesuatu dalam hidup ini kecuali yang berharga dan penuh manfaat bagi orang banyak. Semua profesi menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa. Bila kita sudah belajar dari lebah, maka tiadalah produk tersebut tersaji melainkan dengan kualitas yang terbaik dan penuh manfaat.

    Dewasa ini, banyak produser film yang memproduksi film yang merusak moral. Banyak fotografer yang foto-fotonya meracuni pikiran orang yang melihatnya. Banyak juga website-website yang isinya menghancurkan moral, dan masih banyak lagi. Tidakkah mereka belajar kehidupan dari lebah?? ~~~


Demikianlah sahabat yang budiman, semoga kita bisa belajar kepribadian dan filosofi hidup dari hewan bernama lebah tersebut, sehingga hidup kita menjadi lebih bermakna dan sukses pun akan semakin dekat dengan kita. Semakin hidup kita bermanfaat bagi sesama, semakin terasa indah hidup ini.

Selamat belajar!


Copas :

Agus Riyanto

Sukses sejati, sukses dunia - akhirat.

Email: araymaster@plasa.com / agus_ainulyaqin@yahoo.com

Andaikata lebih panjang lagi....

Seperti yang telah biasa dilakukannya ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan.

Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Rosulullah berkata,"tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?" Istrinya menjawab, saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal"

"Apa yang di katakannya?"

"saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong."

"Bagaimana bunyinya?" desak Rosulullah.

Istri yang setia itu menjawab,"suami saya mengatakan " Andaikata lebih panjang lagi.... andaikata yang masih baru.... andaikata semuanya...." hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?"

Rosulullah tersenyum."sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,"ujarnya.


Kisahnya begini.

pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum'at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata "andaikan lebih panjang lagi".

Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanyalebih besar pula. Ucapan lainnya ya Rosulullah?"tanya sang istri mulai tertarik.

Nabi menjawab,"adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, "Coba andaikan yang masih yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi".Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya. Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?" tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan,"ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata '' kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Memang begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain.

Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga akan menimpa kita sendiri.Karena itu Allah mengingatkan: "kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula." (surat Al Isra'':7)

Gali Bakat Terpendam Kita

Seekor kodok mengajak berlomba ikan adu cepat. Jalur yang ditempuh menyeberangi sungai. Sang ikan yang bisa berenang cepat menyanggupi karena merasa pasti akan menang.

Pada hari perlombaan, sang ikan bersantai-santai. Ia yang sudah lama hidup di sungai menganggap mustahil kodok bisa mengalahkan dirinya. Maka, ketika lomba dimulai, ia pun masih bersantai. Pikirnya, mana bisa kodok berenang lebih cepat?

Tapi, ternyata. Kodok tidak berenang. Ia meloncati beberapa batuan yang ada di sungai. Karena itu, kodok bisa sampai di seberang lebih cepat dari ikan. Ikan pun protes.

"Kodok, kamu curang. Bukankah harusnya kamu berenang?"

"Siapa bilang? Kita kan lomba menyeberangi sungai, bukan berenang menyeberangi sungai?"

***

Kadang, kita sering jengkel pada keadaan. Sudah bekerja keras banting tulang peras keringat, kok belum sukses juga? Sesudah begitu, kita lantas membanding-bandingkan dengan orang lain. Rasa iri muncul saat melihat orang sukses karena koneksi lah, karena terlahir kaya lah, karena lebih pintar lah. Akhirnya, yang muncul kemudian komentar bernada miris. Yah, dia bisa begitu karena koneksi. Yah, dia sukses kan karena bapaknya kaya. Tanpa kita sadari, kita malah jadi buang-buang energi untuk mengutuk nasib kita yang miskin koneksi, yang tidak kaya, dan hal-hal negatif lainnya.

Cerita sang kodok yang mengalahkan ikan sebenarnya bisa kita jadikan pelajaran. Betapa setiap mahkluk itu punya kelebihan dan kekurangan. Karena itu, iri kepada kelebihan orang lain sebenarnya hanya akan membuang waktu dan tenaga. Kalau kita tahu kelebihan kita, serta tahu bagaimana memanfaatkan kelebihan itu, kita pasti juga bisa sukses. Tidak perlu lagi kita berkomentar negatif pada orang lain yang lebih sukses. Curiga pada kesuksesan orang lain hanya akan menghabiskan energi kita.

Yang perlu kita lakukan adalah menemukan potensi yang ada pada diri kita masing-masing. Kita gali bakat-bakat terpendam yang mungkin ada pada diri kita. Okelah sesekali kita iri dengan orang lain. Tapi, mari kita coba mengubah rasa iri itu jadi hal positif bahwa kita juga bisa berbuat lebih baik lagi.

Kalau orang lain bisa sukses, kenapa kita tidak?

Ibarat kodok tadi. Kalau kita tidak pandai berenang, pandai-pandailah kita memanfaatkan kelebihan untuk meloncat.

Jadi, siap menggali bakat-bakat terpendam kita?

Jodoh: Jangan mencari terlalu sempurna...♥

Jika kamu memancing ikan....

Setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu....

Janganlah sesekali kamu LEPASKAN ia semula ke dalam air begitu saja....

Kerana ia akan SAKIT oleh kerana bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan MENDERITA selagi ia masih hidup.


Begitulah juga .........

Setelah kamu memberi banyak PENGHARAPAN kepada seseorang...

Setelah ia mulai MENYAYANGIMU hendaklah kamu MENJAGA hatinya....

Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja....

Kerana dia akan TERLUKA oleh kenangan bersamamu dan mungkin TIDAK dapat MELUPAKAN segalanya selagi dia mengingatmu. ...


Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh....

cukuplah sekadar keperluanmu. ...

Apabila sekali ia retak....

tentu sukar untuk kamu menambalnya semula.... Akhirnya ia dibuang....

Sedangkan jika kamu cuba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi....

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, TERIMALAH seadanya....

Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa....

Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan KESILAPAN bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya.... akhirnya kamu KECEWA dan meninggalkannya.


Sedangkan jika kamu MEMAAFKANNYA boleh jadi hubungan kamu akan TERUShingga ke akhirnya....

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi...

yang kamu pasti baik untuk dirimu.

Mengenyangkan. Berkhasiat.

Mengapa kamu berlengah, cuba mencari makanan yang lain..

Terlalu ingin mengejar kelazatan.Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.

Kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan.....

yang pasti membawa KEBAIKAN kepada dirimu. MENYAYANGIMU. ..

MENGASIHIMU. ..

Mengapa kamu berlengah, cuba MEMBANDINGKANNYA dengan yang lain.


Terlalu mengejar kesempurnaan.

Kelak, kamu akan KEHILANGANNYA apabila dia menjadi milik orang lain... Kamu juga yang akan MENYESAL.....


~renungan bersama~

Wasiat Luqmanul Hakim Kepada Anaknya

  • Wahai anakku ! Elakkan dirimu dari membuat hutang kerana sesungguhnya dengan berhutang itu akan menjadikan dirimu hina diwaktu siang hari dan menjadikan dirimu gelisah di waktu malam hari.
  • Wahai anakku ! Sekiranya kedua ibubapamu memarahimu kerana sesuatu kesalahan yang telah kamu lakukan maka kemarahan kedua mereka itu adalah seperti baja untuk menyuburkan tanaman.
  • Wahai anakku ! Engkau akan dapat rasakan betapa beratnya ketika mengangkat batu yang besar atau besi yang padat tetapi ada yang lebih berat dari itu iaitu apabila kamu mempunyai jiran tetangga yang jahat.
  • Wahai anakku ! Tidaklah dinamakan kebaikan sekalipun kamu sibuk mencari dan mengumpul ilmu pengetahuan tetapi tidak pernah mengamalkannya. Perbuatan ini tak ubah seperti seorang pencari kayu api yang sentiasa menambah timbunan kayunya sedangkan ia tidak mampu untuk mengangkatnya.
  • Wahai anakku ! Berhati-hatilah terhadap tutur tata dan bicaramu, peliharalah budi bahasamu dan sentiasalah bermanis muka nescaya kamu akan disenangi dan disukai oleh orang yang berada di sekelilingmu. Perumpamaannya seolah mereka telah mendapat barang yang amat berharga darimu.
  • Wahai anakku ! Jika kamu mahu mencari sahabat sejati maka kamu ujilah ia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuatkan ia marah terhadapmu. Sekiranya dalam kemarahan itu ia masih mahu menasihati, menyedarkan dan menginsafkan kamu, maka dialah sahabat yang dicari. Jika berlaku sebaliknya maka berwaspadalah kamu terhadapnya.
  • Wahai anakku ! Bila kamu mempunyai teman yang karib maka jadikanlah dirimu sebagai seorang yang tidak mengharapkan sesuatu apapun darinya sebaliknya biarkanlah temanmu itu sahaja yang mengharapkan sesuatu darimu.
  • Wahai anakku ! Jagalah dirimu selalu supaya tidak terlalu condong kepada dunia dan segala kesenangan dan kemewahannya kerana Allah tidak menciptakan kamu hanya untuk kehidupan di dunia sahaja. Ketahuilah tidak ada makhluk yang lebih hina selain dari mereka yang telah diperdayakan oleh dunia.
  • Wahai anakku ! Janganlah kamu ketawa jika tiada sesuatu yang menggelikan, janganlah kamu berjalan jika tiada arah hala tujuan, janganlah kamu bertanya tentang sesuatu yang tidak memberi apa-apa faedah pun kepadamu dan janganlah kamu mensia-siakan hartamu pada jalan maksiat.
  • Wahai anakku ! Sesiapa yang bersifat penyayang sudah tentu dia akan disayang, sesiapa yang bersifat pendiam sudah tentu dia akan selamat dari mengeluarkan perkataan yang sia-sia. Ketahuilah sesiapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari mengeluarkan ucapan kotor, sudah tentu ia akan menyesal kelak.
  • Wahai anakku ! Bergaul dan berkawanlah dengan orang-orang yang soleh dan berilmu. Bukalah pintu hatimu dan dengarlah segala nasihat dan tunjuk ajar darinya. Sesungguhnya nasihat dari mereka bagaikan mutiara hikmah yang bercahaya yang dapat menyuburkan hatimu seperti tanah kering lalu disirami air hujan.
  • Wahai anakku ! Sesungguhnya kehidupan kita ini diibaratkan seperti sebuah kapal yang belayar di lautan dalam dan telah banyak manusia yang karam didalamnya. Jika kita ingin selamat maka belayarlah dengan kapal yang bernama takwa, isi kandungannya ialah iman sedang layarnya pula ialah tawakal kepada Allah.
  • Wahai anakku ! Bila kamu menerima dua undangan majlis, satu majlis perkahwinan dan satu lagi majlis takziah kematian, maka utamakanlah majlis kematian kerana dengan menghadiri majlis ini akan mengingatkan kamu kepada kampung akhirat, sedangkan dengan menghadiri majlis perkahwinan akan mengingatkan kamu kepada keseronokkan dunia sahaja.
  • Wahai anakku ! Janganlah kamu terus menelan apa saja yang kamu rasa manis dan meludah setiap apa yang kamu rasa pahit. Ingatlah, tidak semua yang manis itu akan menjadikan kita segar dan tidak semua yang pahit itu akan menjadikan kita segar.
  • Wahai anakku ! Janganlah kamu makan dengan terlalu kenyang yang berlebih-lebihan. Sesungguhnya adalah lebih baik jika bahagian dari yang kenyang itu diberikan kepada anjing sahaja.
  • Wahai anakku ! Carilah harta di dunia ini sekadar keperluanmu sahaja dan nafkahkanlah hartamu yang selebihnya pada jalan Allah sebagai bekalan di akhirat. Janganlah kamu membuat dunia ini kelak dirimu akan menjadi pengemis dan membebankan pula orang lain tetapi jangan pula kamu terlalu mengejar dunia sehingga terlupa bahawa kamu akan mati. Ketahuilah, apa yang kamu makan dan pakai itu semuanya dari tanah belaka.
  • Wahai anakku ! Jangan kamu melantik seseorang yang bodoh menjadi utusanmu. Jika tiada siapa yang lebih cerdas, pintar dan bijak maka yang sebaiknya dirimu sendirilah yang menjadi utusan.
  • Wahai anakku ! Orang yang bersedia untuk mendengar nasihat dan bimbingan dari orang yang lebih alim, maka dia layak untuk mendapat penjagaan dari Allah tetapi bagi orang yang insaf dan sedar setelah menerima teguran maka dia lebih layak untuk mendapat kemulian dari Allah

Letak Kecantikan Wanita

Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.

Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang. Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. Kecantikan wanita ada pada sikap lembutnya, yang terpancar dari keihlasan hati dalam merawat dan menjaga keluarga.

“Wanita yang cantik adalah wanita yang bisa menjaga harga dirinya.”

Sumber : www.kotasantri.com